Karo, muisumut.or.id, 25 November 2024 – Tim Infokom MUI Sumatera Utara, yang dipimpin oleh Ketua Bidang Infokom Dr. Akmaluddin Syahputra, dan kordinator liputan, Rustam, MA melakukan kunjungan ke makam Tengku Lau Bahun di Desa Budaya Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Perjalanan menuju makam ini menantang, karena tim harus melewati jalan tanah berlubang sejauh 4 kilometer dari jalan utama.
Makam Tengku Lau Bahun, yang juga dikenal sebagai Tengku Abdul Hamid oleh beberapa warga, terletak di tengah kebun milik warga. Suasana di sekitar makam dipenuhi keheningan alami yang diselimuti cerita mistis dan sejarah panjang. Di atas makam ini tumbuh pohon beringin besar dengan akar-akar yang melilit, menjadi simbol keabadian dan memberikan aura magis. Pohon tersebut dihiasi benalu besar dengan bunga-bunga yang mekar, menambah daya tarik bagi siapa saja yang berziarah.

Nisan Bersejarah dengan Sentuhan Tradisional
Tim Infokom mendapati batu nisan makam ini memiliki desain tradisional yang unik. Batu tersebut terlihat kokoh, terbuat dari batu alami dengan ornamen melingkar di bagian atas yang menyerupai mahkota atau ukiran bunga. Lumut hijau yang menutupi permukaannya menandakan usia yang sudah sangat tua. Lokasi nisan ini terlindungi oleh struktur kayu sederhana dan kain putih, memberikan kesan sakral dan penghormatan terhadap makam ini.
Legenda dan Kisah Mistis Tengku Lau Bahun
Berdasarkan cerita turun-temurun, Tengku Lau Bahun adalah tokoh sakral yang dihormati masyarakat Karo. Setelah wafatnya, sempat terjadi kemarau panjang karena jasadnya tidak segera dimakamkan dengan layak. Warga juga menceritakan fenomena aneh, seperti pagar ladang yang bergeser kembali ke posisi awal setelah dicoba dipindahkan.

Makam ini dahulu sering menjadi tempat bertawasul oleh masyarakat setempat, terutama saat menghadapi musim kemarau panjang. Di sekitar makam, terdapat sarang lebah yang menghasilkan madu, yang dipercaya warga sebagai tanda keberkahan dari lokasi tersebut.
Bagi masyarakat Karo, makam Tengku Lau Bahun bukan hanya menjadi warisan sejarah, tetapi juga tempat penghormatan lintas generasi. Cerita mistis bahwa makam ini dapat tertutup sepenuhnya oleh akar pohon jika tidak sering diziarahi menjadi pengingat bagi warga untuk terus menjaga dan merawatnya.
Misi Dokumentasi Warisan Sejarah Islam
Kunjungan Tim Media Ulama bertujuan untuk mendokumentasikan kisah dan keberadaan makam ini sebagai bagian dari warisan sejarah Islam di Sumatera Utara. Drs. Rustam menyampaikan, “Makam Tengku Lau Bahun adalah bukti perjuangan ulama di masa lalu, sekaligus pengingat bagi generasi muda tentang pentingnya merawat warisan sejarah.”
Dr. Akmaluddin Syahputra menambahkan, “Keunikan dan cerita di balik makam ini perlu dilestarikan sebagai bagian dari identitas budaya dan keagamaan. Ini adalah pengingat tentang harmoni antara sejarah Islam dan tradisi lokal di Sumatera Utara.”
Dengan nilai sejarah dan spiritualitas yang kaya, makam Tengku Lau Bahun tetap menjadi simbol perjuangan, keberkahan, dan harmoni yang menghubungkan sejarah Islam dengan tradisi masyarakat Karo. Tim Media Ulama berharap kunjungan ini dapat memberikan inspirasi untuk menjaga warisan budaya dan keagamaan yang berharga ini.






