muisumut.or.id, Medan, 26 Shafar 1446 H – Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Abdullah Jamil, M.Si., menyampaikan kuliah subuh usai salat Subuh berjemaah dalam rangkaian kegiatan silaturahim ulama, tokoh, dan cendekiawan muslim Sumatera Utara di Masjid Grand Inna, Medan, pada Sabtu (26 Shafar 1446 H/31 Agustus 2024 M).
Mengawali tausiyahnya, Guru Besar Ilmu Komunikasi Islam UIN Sumatera Utara ini mengutip firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 110 yang mengingatkan bahwa umat Islam ditakdirkan sebagai umat terbaik di muka bumi, yakni dengan menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Namun, menurut Prof. Abdullah, meskipun umat Islam mayoritas di dunia, kenyataannya kita belum menjadi yang terbaik dan tidak memimpin kemajuan dunia. “Justru sebaliknya, di hampir semua sektor umat Islam gagal menjadi yang terbaik,” ujarnya.
Beliau menyoroti bahwa di sektor ekonomi, umat Islam hanya sedikit yang masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. “Pada sektor lain, peran strategis umat juga semakin kurang signifikan,” lanjutnya.
Hadir dalam acara ini Ketua Umum MUI Sumut, Dr. H. Maratua Simanjuntak, Wakil Ketua Umum Dr. H. Arso, S.H., M.H., serta para peserta silaturahmi ulama.
Tujuh Kekuatan Besar Umat
Dalam tausiyahnya, Prof. Abdullah mengutip pandangan Sayyid Sabiq, seorang cendekiawan muslim, tentang tujuh kekuatan besar yang harus dimiliki umat Islam. Pertama adalah kekuatan akidah, yang menjadi pondasi utama. Kekuatan akidah ini penting sebagai dasar dari semua penguatan lainnya.
Kedua, kekuatan ibadah yang menjadi kebutuhan rohani dan nutrisi spiritual bagi umat, memperkuat iman dan memperkokoh kedudukan umat di mata Allah.
Ketiga, kekuatan akhlak. “Akhlak yang baik harus dikampanyekan oleh umat sehingga kemajuan yang diraih akan membawa kemaslahatan bagi seluruh manusia,” jelas Prof. Abdullah.
Keempat, kekuatan ilmu. Umat Islam harus terus belajar dan mencari ilmu. Bahkan, ayat pertama yang diturunkan Allah dalam Al-Qur’an adalah perintah untuk membaca.
Kelima adalah persatuan umat, salah satu kunci utama kemajuan. “MUI hadir sebagai tenda besar yang menghimpun 58 organisasi kemasyarakatan Islam untuk menyatukan potensi umat demi kemajuan bangsa,” ungkapnya.
Keenam, kekuatan ukhuwah sebagai perekat persatuan dan solidaritas umat yang menjadi penguat persatuan bangsa.
Terakhir, ketujuh adalah kekuatan ekonomi. “Hanya dengan ekonomi yang kuat, umat Islam akan diperhitungkan dalam pergaulan dunia,” tegas Prof. Abdullah, mengakhiri tausiyahnya dengan ajakan agar umat mulai memperkuat posisi ekonominya dalam segala aspek kehidupan.






