Saturday, November 1, 2025
spot_img

“Hukum Bersentuhan dan Aurat Musaharah”

Konsultasi Syariah oleh: Dra. Hj. Armauli Rangkuti, MA (Anggota Komisi Fatwa)

Pertanyaan: Bagaimana Hukum Bersentuhan dan Aurat Musaharah?

Jawaban: Musaharah adalah hubungan kekeluargaan dengan sebab adanya pernikahan. Musaharah terbagi dua: musaharah haram mu’abbadah (selamanya) dan  musaharah haram muaqqatah (sementara).

Musaharah haram mu’abbadah ada 4 yaitu: 1) ibu tiri (isteri ayah), nenek tiri (isteri kakek) sampai ke atas. 2) Menantu perempuan kandung (isteri anak laki-laki kandung). 3)  Mertua perempuan kandung (ibu kandung isteri). 4) Anak perempuan isteri (anak tiri).

Dengan demikian, jika seorang  laki-laki bersentuhan kulitnya  dengan mahram musaharah  yang haram mu’abbadah tersebut diatas  tidak membatalkan wudu mereka (yang menyentuh dan yang disentuh). Sebab mereka adalah mahram yang haram mu’abbadah  sebagai mana  disebutkan dalam QS. An-Nisa’ ayat 22-23:

وَلَا تَنْكِحُوْا مَا نَكَحَ اٰبَاۤؤُكُمْ مِّنَ النِّسَاۤءِ اِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ اِنَّه كَانَ فَاحِشَةً وَّمَقْتًاۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا ࣖ حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ اُمَّهٰتُكُمْ وَبَنٰتُكُمْ وَاَخَوٰتُكُمْ وَعَمّٰتُكُمْ وَخٰلٰتُكُمْ وَبَنٰتُ الْاَخِ وَبَنٰتُ الْاُخْتِ وَاُمَّهٰتُكُمُ الّٰتِيْٓ اَرْضَعْنَكُمْ وَاَخَوٰتُكُمْ مِّنَ الرَّضَاعَةِ وَاُمَّهٰتُ نِسَاۤىِٕكُمْ وَرَبَاۤىِٕبُكُمُ الّٰتِيْ فِيْ حُجُوْرِكُمْ مِّنْ نِّسَاۤىِٕكُمُ الّٰتِيْ دَخَلْتُمْ بِهِنَّۖ فَاِنْ لَّمْ تَكُوْنُوْا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ ۖ وَحَلَاۤىِٕلُ اَبْنَاۤىِٕكُمُ الَّذِيْنَ مِنْ اَصْلَابِكُمْۙ وَاَنْ تَجْمَعُوْا بَيْنَ الْاُخْتَيْنِ اِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ۔

Janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sesungguhnya (perbuatan) itu sangat keji dan dibenci (oleh Allah) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).

Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara perempuan ibumu, anak-anak perempuan dari saudara laki-lakimu, anak-anak perempuan dari saudara perempuanmu, ibu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu istri-istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu151) dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum bercampur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), tidak berdosa bagimu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan pula) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Oleh karena mahram musaharah mu’abbadah sama hukumnya dengan mahram nasab maka haram menikahinya dan tidak batal wudu jika bersentuhan. Adapun batasan ‘aurat  yang boleh dilihat juga sama dengan mahram nasab, yaitu antara pusar dan lutut. Mahram laki-laki  bisa menjadi mahram dalam musafir.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

4,203FansLike
3,912FollowersFollow
12,100SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles